Mother Land of Malay

Ferry dari Tanjungpinang-Lingga belum sampai di pelabuhan Tanjung Buton, pelabuhan Lingga, dari kejauhan sudah nampak Gunung Daik, lambang kebesaran Tanah Lingga, seolah menantang siapapun untuk singgah di pulau tersebut. Masuk ke dalamnya, hati makin terpesona. Masyarakat yang ramah menunjukkan masyarakat yang beradab. Kepenatan dan hiruk pikuk kota terasa terbilas dengan kenyamanan dan kesejukan Lingga.

Lingga punya banyak potensi wisata sekaligus. apabila ditata dan dikemas akan menjadi objek wisata yang menarik. Kondisi ini didukung pula panorama dan objek wisata alam yang sangat potensial dan menakjubkan. Tidak saja wisata alam, sejarah dan budaya, relegius, kepulauan hingga bahari. Maklum luas wilayah Lingga 99 persen adalah lautan. Udara Lingga sejuk bahkan terbilang dingin, maklum berdekatan gunung. Namun turun sedikit menurun saja, suasana berubah seolah terkurung lautan yang biru.
Bagi para pendaki gunung, Gunung Daik akan menantang Anda untuk mencakarnya. Gunung Daik memiliki keistimewaan sendiri dengan tiga cabangnya. Cabang tertinggi disebut Gunung Daik, cabang menengah disebut Pejantan atau Pinjam Pinjaman dan cabang terendah disebut Cindai Menangis. Gunung tersebut memiliki ketinggian 1165 mdpl dengan puncanya memiliki kesulitan panjat tebing 5.9-5.11 North American Grade Standard.


Sedangkan untuk wisata bahari, air laut Lingga yang biru bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata bahari mulai dari memancing, berenang hingga penyelaman.
Menurut salah seorang pegawai Dinas Pariwisata Lingga, Rizal, Pemkab Lingga memang sedang berupaya untuk mengembangkan pariwisata di Lingga. Beberapa diantaranya merencanakan ada desa wisata di Resun. Daerah tersebut tidak saja memiliki air terjun Resun yang cukup terkenal, potensi alamnya yang menarik, juga akan dikembangkan berbagai hasil kerajinan masyarakat desa di sini.
Sumber tulisan : Agustiansyah
0 comments:
Post a Comment